SEJARAH KOTA KAYUAGUNG


KOTA KAYUAGUNG






Kota Kayuagung adalah kota yang saat ini saya tempati, kota Kayuagung terletak di lintas timur Sumatera, salah satu kabupaten dari provinsi Sumatera Selatan (Palembang) Kayuagung berjarak 65KM dari pusat kota Palembang. Kayuagung merupakan daerah tingkat II di provinsi Sumatera Selatan dan Kayuagung merupakan ibukota kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Nama Kayuagung secara umum berasal dari sebuah sejarah pada zaman dahulunya, daerah kota Kayuagung yang dulunya banyak pohon-pohon yang berukuran besar, bahkan ada yang berdiameter 4 meter, kemudian di simpulkanlah oleh para petua, Pohon itu berarti Kayu sedangkan Besar itu Agung. Mungkin teman-teman secara tidak sengaja melohat pohon besar di daerah kalian kemungkinan itu merupakan pohon Kayuagung, tapi bukan berarti setiap pohon yang besar itu pohon Kayuagung. Ciri khas pohon Kayuagung itu berukuran besar memiliki urat pohon yang timbul dan akar yang berukuran besar dan menjular, selain itu juga terdapat akar yang menjular dari atas ke bawah, jadi dari sebuah pohonlah nama dari kota Kayuagung ini.

Kayuagung ibu kota dari kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) merupakan pemerintah daerah tingkat II di provinsi Sumatera Selatan yang luasnya sekitar 21.469,90 kilometer persegi yang secara geografis terletak antara 104 2’-106 o’ derajat Bujur Timur dan 4o 30’-4o 15 derajat Lintang Selatan. Jumlah penduduk sendiri di kota ini dalam sensus tahun 2012 berjumlah kurang lebih 96,837 ribu jiwa lebih dan mayoritas penduduknya beragama islam. Kota ini terdiri dari 10 kelurahan, kelurahan mangujaya, cintaraja, jua-jua, sidakerja, sukadana, paku, kedaton. Kotaraya, kayuagung asli dan perigi. Dan ada asal usul cerita di balik nama dusun-dusun tersebut, salah satunya yang saya tempati saat ini yaitu di Kayuagung nya, disebut demikian sebagaimana telah saya singgung tadi di awal cerita bahwa dulunya di tengah-tengah dusun ini terdapat sebuah kayu yang sangat besar.

Kabupaten Ogan Komering Ilir terbagi atas beberapa suku bangsa baik suku asli Ogan Komering Ilir maupun pendatang dari Jawa, Bali dan Sunda. Adat di kota Kayuagung menganut garis keturunan "Bilateral" dimana garis keturunannya bisa dari pihak bapak atau bisa juga dari pihak ibu. Adat dan budaya yang masih terjaga di suku Kayuagung yaitu adat lamaran pernikahan dan tari penguton. Seorang tetua adat dan mantan sekretaris adat suku Kayuagung, Yusrizal, mengatakan bahwa proses pernikahan dalam suku Kayuagung terbilang lama. Pertama yang dilakukan yaitu Nyelabang dimana pihak laki-laki akan mengutus setidaknya dua orang (orang tua) untuk mendatangi rumah calon mempelai perempuan, dalam hal ini pihak keluarga laki-laki akan menyampaikan niat bahwa anak bujangnya hendak menikahi anak gadis mereka, apakah disetujui oleh si perempuan dan keluarganya atau tidak. Jika setuju, akan disepakati proses pernikahan yang akan diadakan. Dan Tari penguton sendiri adalah khas dari daerah Ogan Komering Ilir (OKI). Di namakan tari sekapur sirih yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan Sejak abad XVIII. Instrument yang dipakai untuk mengiringi tari penguton ini hanya berupa tempurung kelapa dan kentong kayu. Bahannya berasal dari alam serta penggunaanya dengan cara ditabuh yang secara umum digunakan untuk panggilan adzan di masjid dan dipakai sebagai alat pemberitahuan bahwa ada yang meninggal pada masa itu. Dan sekarang Tari penguton ini digunakan sebagai tari penyambut tamu, dan juga tari ini sebagai pengungkapan isi hati masyarakat sebagai tatanan kehidupan mereka. Tari penguton memiliki kesakralan, jadi masyarakat umum tidak semua bisa melihat tarian tersebut.

Orang Kayuagung memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Kayuagung, secara khusus di Kayuagung bahasa ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa ini masih sangat mirip dengan bahasa Melayu Palembang dengan intonasi yang sedikit mendayu-dayu. Selain bahasa Kayuagung itu sendiri, orang-orang di daerah sini juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, ada juga yang menggunakan bahasa sunda karena mereka berasal dari keluarga sunda sebagai pendatang di kota Kayuagung. Dan bisa dikatakan bahwa hampir semua orang di Kayuagung memeluk agama Islam, begitupun dengan pendatang. Namun, masih banyak diantara mereka yang masih memegang kepercayaan lama yang percaya pada roh-roh. Sebagai contoh, pada saat memandikan mayat salah seorang warga yang meninggal dunia mereka akan memandikannyi di campuri dengan campuran berbagai macam bunga berwarna-warni. Hal ini dilakukan supaya arwah yang meninggal lupa untuk kembali ke rumah melainkan pergi ke alam baka. Beberapa warga juga percaya bahwa arwah-arwah orang meninggal bisa tinggal ditempat-tempat keramat.

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan yang ibukotanya Kayuagung tergolong makmur dan menjadi salah satu penghasil devisa nasional dari sektor migas. Tapi yang membuatnya juga tersohor sejak jaman penjajah adalah julukan miring sebagai tempat berasalnya para penjahat. Atau peng-ekspor penjahat yang melakukan penodongan, penggarongan dan tindak kejahatan lainnya. Mereka merantau kemana mana dan populer dijuluki "para duta atau para dubes" OKI Kayuagung. Sangking populernya, orang diluar Sumsel meng-asosiasikan kota Kayuagung sebagai tempat yang di waspadai bila ingin harta dan nyawanya selamat. Atau kalau mau pergi ke kota Palembang jangan lewat kota kayuagung, “para dubes” itu memang sindiran untuk oknum penjahat di OKI atau Kayuagung. Tapi karena popularitasnya yang miring itu ada preman medan atau daerah lain yang menyebut dirinya preman Kayuagung. Namun sekarang kriminalitas di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menurun di setiap tahun nya, kini OKI bertambah makmur dan sudah tujuh kali menerima anugerah Adipura sebagai kabupaten yg sukses di dalam pembangunan.

Pekerjaan di daerah Kayuagung sendiri bermacam-macam tidak menentu, ada yang sebagian orang terjun ke pertanian, tapi karna daerah Kayuagung ini adalah rawa, jadi mereka para petani hanya bisa menggarap pertanian mereka pada musim penghujan. Beberapa juga ada yang menjadi pedagang, ada pula yang membuat gerabah dan ada juga yang bekerja pada bidang nya masing-masing.

Ada juga tempat wisata di kota kayuagung yang bagus untuk di kunjungi saat liburan. Danau Teloko, wisata ini wajib bagi kalian untuk kunjungi saat pergi ke kota kayuagung. Untuk sampai ke objek wisata di Kayuagung ini, kita harus sedikit berpetualang. Sebab, Danau Teloko mesti dicapai dengan menyusuri sungai Komering terlebih dahulu. Dari kota Kayuagung ke Danau Teloko memakan waktu tempuh selama 30 menit untuk sampai di Desa Tanjung Serang. Selanjutnya dari Desa Tanjung Serang, kamu harus menumpang perahu menyisir Sungai Komering yang terhubung langsung dengan Danau Teloko. Biaya untuk menumpang perahu sebesar Rp15.000 sampai Rp20.000 per orang.

Sesampainya di objek wisata Kayuagung satu ini, kamu akan disuguhi pemandangan hijau nan asri. Yang unik dari danau ini adalah, di tengah Danau Teloko ada pulau terapung yang ditumbuhi pepohonan. Mengunjungi kawasan wisata Kayuagung ini, kamu juga bisa menyusuri pulau terapung ini dengan jembatan panjang yang membelah pulau hingga ke bibir danau. Sore adalah waktu berkunjung paling baik ke Danau Teloko, karena kita tak cuma disuguhkan pemandangan danau yang cantik, tapi juga momen sunset yang indah di tempat wisata Kayuagung satu ini. Bagi yang ingin mengelilingi danau, pihak pengelola Danau Teloko menyiapkan paket wisata. Kita bisa berkeliling danau menggunakan kapal BUMDes berkapasitas 20 penumpang dengan biaya Rp70 ribu per orang. Biaya tersebut sudah termasuk paket makan siang. Asyiknya lagi, kita bisa juga menyantap masakan khas Kayuagung di restoran apung yang berada di Danau Teleko.

 

Ada lagi wisata lain yaitu Kawasan Kota Lama Kayuagung, wisata ini berada di sepanjang aliran Sungai Komering. Di sini, rumah-rumah berusia ratusan tahun dengan arsitektur bergaya Eropa dan China terjajar rapi. Menariknya lagi, rumah-rumah peninggalan sejarah tersebut kini di balut dengan cat warna-warni, menjelma jadi spot foto instragamable menarik bagi para turis. Dan agar kawasan cagar budaya ini semakin tersohor, Pemda OKI terkadang melangsungkan sejumlah acara besar di kota ini. Contohnya seperti lomba maraton yang telah diadakan sejak tahun 2016. Ada juga lomba bidar yakni balap perahu tradisional yang diselenggarakan di Sungai Komering. Lomba bidar bahkan telah menjadi salah satu magnet wisata Kayuagung di hari Kemerdekaan RI.

 

Wisata selanjutnya yaitu Pantai Teluk Love, jangan bayangkan ini adalah pantai yang berhamburkan pasir putih dengan gelombang ombak. Wisata satu ini bukanlah pantai melainkan anak sungai komering yang membelah kota Kayuagung. Nama Taman Pantai Love sendiri berasal dari kebiasaan muda-mudi Kayuagung yang menjadikan Taman Pantai Love sebagai tempat bersantai. Layaknya pantai, para muda mudi seringkali bersantai, berenang, 'nongkrong' atau sekedar menghabiskan waktu dengan membaca buku sambil melihat perahu nelayan yang hilir mudik.

Dan selanjutnya Danau Teluk Gelam, Untuk sampai ke Danau Teluk Gelam, kita harus menempuh jarak 30,5 Kilometer dari pusat kota Kayuagung atau membutuhkan waktu selama 48 menit berkendara untuk sampai ke objek wisata di Kayuagung ini. Bagi kalian yang bisa berolahraga dayung dan ski air, Danau Teluk Gelam jadi destinasi wisata yang tepat. Pemandangan di Danau Teluk Gelam terbilang indah karena objek wisata satu ini berdampingan dengan sawah pertanian milik masyarakat setempat. Panoramanya yang indah inilah yang menjadikannya lokasi hunting bagi para pecinta fotografi. Selain menikmati pemandangan alam, pengunjung yang datang juga bisa melihat lokasi pembibitan ikan dan memancing di kolam pemancingan yang berada di sekitar kawasan wisata Kayuagung ini.

 

Tidak hanya wisata alam, Kayuagung juga  memiliki wisata budaya yang sarat sejarah. Salah satu destinasi wisata budaya Kayuagung yang terkenal adalah Rumah Limas Seratus Tiang yang berlokasi di Desa Sugihwaras yang letaknya tidak jauh dari Kecamatan Kayuagung. Daya tarik wisata rumah Limas Seratus Tiang ini adalah arsitektur tradisional perpaduan Melayu-China-Arab yang kental beserta ratusan tiang yang menjadi pondasi rumah. Bangunan yang didominasi dengan corak emas ini memiliki peninggalan antik yakni sejumlah meja tamu dan kaca rias berwarna kuning yang diukir. Objek wisata di Kayuagung satu ini juga sarat dengan kisah masa lalu. Berdasarkan cerita turun-temurun, rumah ini dibangun oleh seorang raja sebagai hadiah bagi putrinya yang akan menikah dengan seorang pangeran. Nah, bagi kalian yang mau berkunjung ke tempat wisata Kayuagung ini harus membeli tiket seharga Rp7.000 untuk satu kali masuk. Tidak jauh dari rumah yang berstatus sebagai cagar budaya ini, kita juga dapat mengunjungi sebuah sungai besar. Di situ, kita bisa bersantai sambil menikmati sajian kuliner khas setempat. Bahkan kita bisa membeli sejumlah kerajinan khas yang dijajakan oleh warga sekitar.

 

Memang ada banyak tempat wisata di daerah ini, selain wisata-wisata di atas ada juga wisata lain yang tak kalah menakjubkan. Kayuagung memang sudah di kenal dengan kawasan yang bersih dan tatanan kota yang rapi. Tak heran jika beberapa waktu lalu kota yang hanya berjarak 65 KM dari pusat kota Palembang ini menyabet piala Adipura yang ketujuh kalinya. Penghargaan tersebut tak lepas dari tatanan Taman yang ada di kota ini. Kota Kayuagung ini juga memiliki taman yang luas, nama Taman itu Taman Segitiga Mas. Taman ini sangat menakjubkan dan indah, Taman Segitiga Mas ini juga ada sejarahnya. Taman Segitiga Mas yang sudah di bangun sejak era pemerintahan Bupati Ishak Mekki ini sebenarnya di beri nama Taman Amri Yahya, namun warga sekitar lebih senang dan terbiasa menyebutnya Taman Segitiga Mas. Hal ini di sebabkan Taan ini dekat dengan kawasan Segitiga Emas dan Lapangan Bola Segitiga Mas, otomatis keberadaan taman cantik itu menjadi icon kota Kayuagung. Letaknya yang strategis yakni di tengah jalan lintas menuju Lampung dan Palembang, membuat taman ini tempat favorit untuk singgah atau hanya sekedar untuk mengambil foto.





    







    Tatanan taman yang rapi, hijau, bersih membuat taman itu sangat menarik dari sisi manapun. Satu objek menarik yang sering dibuat untuk latar berfoto yaitu monument yang berbentuk perahu yang tengah berlayar, perahu itu di kenal dengan perahu Kajang. Menurut sejarah, pada zamannya perahu ini sangat berperan bagi perekonomian penduduk pinggiran sungai yang memperdagangkan tembikar 16 ilir Palembang. Namun, di era 1980-an perahu kajang mulai menghilang seiring dengan masuknya berbagai produk buatan tiongkok yang murah. Meski saat ini perahu kajang sudah tidak ada lagi, namun masyarakat tetap bisa melihat betapa perkasanya perahu kajang di masa lampau melalui replika perahu kajang di tengah-tengah taman Segitiga Mas dan semburan air mancur mini menambah elok monumen tersebut. Apalagi saat berada di taman, kita kembali disuguhkan pemandangan gedung olahraga di sebelah barat taman Segitiga Mas, yang mana gedung olahraga tersebut didesain menyerupai perahu, sangat cantik desain dari gedung olahraga tersebut. Kehadiran taman Segitiga Mas sendiri memberi ruang bagi masyarakat untuk belajar dari sejarah, di mana perahu kajang merupakan transportasi vital kala itu.

 

Walaupun tinggal kenangan, namun perahu kajang ini tetap tinggal di ingatan masyarakat berkat keperkasaan dan kokohnya mengarungi sungai dalam berapa decade. Untuk menuju ke taman Segitiga Mas sendiri sangat muda.

Dari arah Palembang menuju Lapung, cukup lewati jalan lintas seperti biasa.

Di sana pengunjung akan langsung disambut tugu selamat datang yang terdiri dari beberapa patung manusia yang melambaikan tangan dan di bagian depan tampak tulisan Kayuagung yang besar dan jelas terbaca. Selain monument perahu kajang ada patung lain yaitu Tugu Ombak, Tugu Ombak ini merupakan lambang dari putaran ombak Perahu Kajang.

 

Bagi Masyarakat Kayuagung sendiri Taman segitiga Emas Kayuagung ini bisa menjadi tempat nongkrong dan bertemu teman-teman. Terlihat Taman ini selalu ramai ketika akhir pekan dan hari libur. Sebagai salah satu ruang Publik Area, Taman ini juga sering dijadikan kegiatan Pemerintahan dan Berbagai Event seperti Pameran, Expo dan Konser Musik. Fungsi taman kota ini sangatlah penting dalam ekosistem, yaitu sebagai penyegar di tengah panasnya perkotaan. Pepohonan dan tanaman hijau yang ada di taman kota ini sangat diperlukan untuk menyaring polusi udara.

 

Perlu kalian ketahui juga, kota Kayuagung ini memiliki daerah fenomenal, daerah itu di sebut dengan Negri Silop artinya Negri Sulap. Di daerah ini konon ceritanya adalah cerita nenek moyang, daerah ini sangat aneh dan tidak boleh di huni oleh masyarakat, masyarakat yang mencoba masuk ke daerah ini menurut cerita tidak dapat keluar lagi dari daerah tersebut atau tidak dapat kembali ke kampung halaman nya. Dulunya juga pernah di adakan pembangunan jalan di sana dan keesokan harinya alat berat atau bulldozer dan aspal hilang begitu saja bagai di telan bumi. Kemana benda besar itu? Apakah ada pencuri di tengah hutan belantara? Kita semua tidak tahu, hanya tuhan semesta alam yang tahu. Dan sampai detik ini daerah itu masih belum ada penghuninya dan daerahnya pun sangat jauh dari perkotaan.

 

Mungkin daerah fenomenal ini menjadi penghujung cerita saya tentang kota Kayuagung dari sejarahnya penamaan nya, budaya nya sampai tempat-tempat wisata dan icon dari kota Kayuagung ini.


Komentar